SEUNTAI PANTUN, KAIDAH MENUNTUN

 

Merasa dipersulit, 7 Februari 2023


Jalan-jalan ke Pasar Koja
Jangan lupa beli ceres
Kita harus rajin bekerja
Agar menjadi orang sukses

Hanya perkara sendok makan yang melengkung saja, aku jadi kepikiran. Memang sih, sendok makan yang bermutu bagus, tidak mudah melengkung jika ditekan. Begitu pula dengan seorang penulis, tidak mudah tergoyahkan jika jelas memiliki tujuan awal. Niat yang kuat akan membentuk pribadi penulis yang teguh pendirian dengan warna tulisannya. Tak peduli zaman ini, dia tidak akan terpengaruh untuk terus menulis sesuai dengan hati nuraninya. Lebih lanjut, itu pula gambaran hidupku, seperti sendok makanku yang melengkung, kurang ilmu, kurang mampu, gambaran kesusahan hidup, padahal sendok tiu bukan kubeli tapi sovenir, dan biasanya memang seperti itu mutunya. Lain hal jika sendok itu kubeli sendiri, pastilah akan kupilih yang kuat. Tapi mengapa tetap kupakai sendok itu ? Hmmm, tak terasa aku meneteskan air mata. Nikmat nian hidup ini, meski kesusahan hidup bukan hanya untuk dinikmati dan dilalui, tapi bisa diteladani oleh anak cucu kita suatu saat nanti. Hidup ini tidak mudah, harus berjuang. Dan aku bersyukur, aku bertemu dengan orang-orang yang baik di tempatku yang baru. Mau membantu di kala aku dalam masalah, padahal masalahku mudah, tapi dipersulit dan berbelit-belit. Tak mau menunjukkan jalan apa yang harus kulakukan. Angkuh nian, terkesan di dunia ini hanya dia yang berkuasa dan pintar.  Orang lama, terkadang merasa lebih berkuasa. Itulah tempat lamaku.

Orang yang tak memiliki apa-apa, tak bisa apa-apa, terasa tak berharga. Segala urusan dipersulit dan dipandang sebelah mata. Padahal, roda kehidupan tak selalu di atas kadang di bawah. Manusia, memang selalu lupa kala punya segalanya, padahal dia bukanlah siapa-siapa. Hatiku hanya bisa beristighfar dan bersabar. Dan kekuatan itu kudapat di saat aku bersama KBMN untuk belajar. Ilmu, terasa lebih memuliakan diri. Terima kasih KBMN. 

Senin malam Selasa, 6 Februari 2023 pukul 19.00, aku senang karena ditemani oleh narasumber ganteng, Pak Miftahul Hadi, S.Pd. apalagi dimoderatori oleh idolaku, Om Dail. Sempurna ! Jujur, aku antusias dengan materi ini, karena aku suka sekali pantun. Cocok denganku, karena setiap ditunjuk sebagai pembawa acara di sekolah, selalu kuawali dengan pantun, yaa, walaupun sederhana saja, tapi teman-temanku suka dan telah menjadi ciri khasku. itu di tempatku yang dulu. Tapi kini, aku terasa menjadi sosok yang berbeda, aku bukan berada di duniaku, aku merasa asing pada diriku sendiri. tak pernah lagi menyenandungkan sholawat karena tak lagi dekat dengan marawis, dunia yang sudah cukup lama mewarnai hidupku. Nyata, aku tak bisa move on seutuhnya. Pantun merupakan puisi lama, ciri khas budaya Indonesia. Aku suka karena Pak Miftah peduli dengan budaya kita, yang belum tentu semua orang mau mempelajarinya. Terkadang, pantun mudah diciptakan kala terinspirasi oleh hal-hal yang dekat dengan kita. Contohnya pantunku di atas tadi, Pasar Koja dekat ddengan tempat tinggalku dan siswa-siswaku, dan sering sekali pantun itu kujadikan contoh saat mempelajari materi tersebut. 

Hatiku melonjak kagum kala kubaca pantun-pantun bagus dari rekan-rekan yang belajar, ditambah sayembara membuat pantun dari kata bubur ayam dan jus jambu oleh Om Jay, sungguh luar biasa dan makin. Aku tersenyum gembira, belajar kali ini bertabur pantun yang indah, apalagi kita dituntun untuk mencipta pantun sesuai kaidah-kaidahnya, materi yang disampaikan oleh Pak Miftah. Terima kasih atas ilmunya Pak, berkah selalu untuk Bapak dan keluarga. Pantunnya bagus, aku jadikan koleksi ah! Mana tahu suatu saat nanti berguna untuk bekalku ketika nanti ditunjuk jadi pembawa acara lagi. Hihiww!

Comments

Popular posts from this blog

MENULIS BIOGRAFI

MARI BERPUISI