MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH ? WHY NOT ?
Dalam jiwa penuh amarah, 2 Februari 2023
Kemarin pagi saat baru duduk di depan kelas, aku mendapat kabar bahwa tetangga depan kemalingan mobil. Kejadian diperkirakan dini hari. Dan sekarang, saat menjelang isya terdengar dari ujung gang, motor digas sangat kencang dengan teriakan lantang 'Maliiiing!!! Maliiinggg! Aku yang sedang mengepel teriak juga. Kasihan, prihatin,tak terbayang bagaimana perasaan orang yang mengalaminya, tak habis pikir pula, kok ada ya orang yang tega seperti itu ?! Dan kakiku bergetar lemas dan waswas. Ya Allah, maling semakin merajalela. Hidup yang sulit semakin terasa menghimpit. Semoga aku dan keluargaku dijauhkan dari segala kejahatan. Aamiin. Mencuri bukan hanya dari segi benda, tapi juga mencuri ide, karya tulis, yang biasa kita kenal dengan plagiat. Tapi kita tidak bisa teriak 'Maling' seperti tadi loh yaa. Itu terjadi karena kurangnya berlatih, malasnya mengasah kemampuan diri dalam hal menulis. Tapi jika dibina sejak kecil, atau sejak sekolah, itu tidak akan terjadi, bahkan bisa menghasilkan karya tulis yang luar biasa. Aku jadi teringat saat masih SMA, kami memiliki majalah sekolah yang lumayan aktif sebagai wadah mengasah bakat menulis para siswa. Aku hanya mampu menyumbangkan kepedulianku dengan membeli majalah sekolahnya saja. Yaaa, makluuum, tulisanku masih jelek dan mungkin sekarang masih jelek, tapi dengan belajar bareng KBMN, sepertinya membaik dan sudah tahu warna, arah dan tujuannya. Cieee. Terima kasih KBMN atas segala ilmunya.
Rabu malam Kamis, 1 Februari 2023 pukul 19.00, tak terasa sudah materi ke 11 saja. Rasanya senang bisa bertahan sejauh ini. Meski padat dengan kesibukan di sekolah karena harus beradaptasi dengan kurikulum yang baru, sementara sebelumnya aku masih kurikulum lama, belum lagi, aku ditunjuk sebagai ketua proyek II dengan mengusung tema Gaya Hidup Berkelanjutan, sesuatu yang tidak disangka-sangka, karena aku guru baru, dan aku masih gagap untuk itu, tapi tugas, apa mau dikata, jalani saja, untunglah kegiatan guru penggerak masih belum dimulai lagi, tapi aku berusaha semampuku untuk belajar menulis, apalagi materi yang kusimak narasumbernya sosok yang kukagumi, yaitu Mbak Widya Setianingsih, S.Ag., sosok yang kutahu saat opening ceremony KBMN Gelombang 28. Menariknya lagi, kelas dibuka oleh Mbak Mutmainah sebagai moderator dengan puisi yang mantap yang ditulis oleh narasumbernya sendiri dengan judul Rindu Tanpa Alamat. Bravo Mbak Widya !
Tema materi ke 11 ini tentang Mengelola Majalah Sekolah, aku simak perlahan dari moderator kalimat motivasi bahwa majalah sekolah bersifat informatif, edukatif, dan tentu saja kreatif. Aku jadi ingin membuat majalah sekolah di sekolahku, tapi rasanya sulit. Belum lagi aku juga masih belajar, mungkin nanti jika bekalku cukup. Akan ku ajak siswa untuk membuat majalah sekolah. Jadi semangat nih, apalagi diberi tips jitu oleh narasumber bahwa kuncinya adalah 'mau'. ' Bagaimana pun juga, satu ons tindakan lebih berarti daripada satu ton pemikiran'. Iya juga siih, karena pemikiran masih dalam bentuk ide dan belum terealisasi. Wujudnya adalah berupa tindakan nyata. Kalau hanya berupa ide saja, belumlah apa-apa, hanya berupa pepesan kosong saja. Aku jadi semakin tertarik lagi untuk membaca ppt narasumber. Aku jadi tahu cara mengelola majalah sekolah, yang sekarang ini jarang kutemui lagi. Untuk tingkat SMA masih ada, tapi untuk tingkat SMP, rasanya masih jarang. Materi kali ini terasa sangat berbeda, bertabur puisi dan kata-kata bijak dan kata mutiara yang mengena sekali untuk kehidupanku. Sosok Mbak Widya begitu memotivasi dengan pengalamannya dibidang literasi khususnya, dengan menjadi pimred, kurator, editor, narasumber, dan lain-lain. Semoga aku mampu mencontohnya, tentunya dengan pendampingan KBMN. Bravo juga untukmu KBMN ! Luv Luv Luv !
Blog yang bagus
ReplyDelete