BUKU YANG MANIS, BUKU YANG SISTEMATIS
Di Dua Per Tiga Malam, 11 Februari 2023
Kembali lagi pada rutinitasku untuk mengikuti masa pembekalan Guru Penggerak setelah beberapa waktu vakum. Tapi aku belum mempersiapkan semuanya untuk lokakarya kedua kali ini. Banyak hal yang harus kupersiapkan, mulai dari persiapan sosialisasi proyek 2 di sekolah untuk Senin nanti, persiapan yang sudah deadline untuk buku antologi (untunglah Bunda Aam memberi toleransi, makasih Bun), huft, tiga kegiatan yang dilaksanakan bebarengan. Kiranya Allah memberiku kesehatan dan kekuatan dan teman-teman baik yang selalu ada untukku, termasuk kamuh, KBMN. Terima kasih yaaa.
Dalam kantuk yang berat, Jumat malam Sabtu, 10 Februari 2023 pukul 19.00, aku simak WAG KBMN Gelombang 28 di sisa-sisa kekuatanku. Tak terasa sudah, ini kali ke 15 materi yang telah kulewati, senang nian hatiku, penuh harap bersama-sama dengan rekan-rekan seperjuangan aku mampu menghasilkan satu buah buku yang pastinya aku bangga menceritakannya kepada teman-teman di sekolahku. Jadi aku pun bisa mengajak mereka untuk ikut menulis seperti aku. Tapiii, kalau aku belum menghasilkan apa-apa, aku pun kurang percaya diri karena belum cukup bekalku untuk mencontohkannya kepada mereka. Malu laaah, mengajak tapi aku sendiri belum apa-apa.
Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis, tema yang diusung oleh Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. sebagai narasumber kali ini cukup membuatku penasaran karena memang nyatanya jangankan untuk sebuah buku, untuk tulisanku saja aku sangat kurang dalam memperhatikan sistematisasinya. Penasaran siih, inginku untuk terus menyimaknya, inginku semangat menelisik materi, tapi kantukku tak terbendung, aku menyerah. Akhirnya, aku lelap, semangat besarku tak sebanding dengan kemampuanku. Untunglah melalui WAG, jadi bisa kubuka kembali sewaktu-waktu untuk menyelesaikan kewajibanku membuat resume materi. Alhamdulillaaah. Ilmu yang banyak, rekan-rekan yang bijak, sungguh sulit kutemukan, bahkan tersembunyi tak terlihat meski di balik awan yang transparan, jika bukan karena takdir, indahnyaaa, KBMN kuh. Andai ini berhenti karena habisnya masa yang terlewati, KBMN masih kenal aku kah ?! Hmmmm, jadi meloww❤
Materi dimulai dengan kamut yang indah dan sangat memotivasi dari Mbak Arofiah Afifi sebagai moderator. Beliau mengutip dari Stefen King bahwa ' Saat-saat yang paling menakutkan dalam menulis adalah tepat ketika kamu belum memulainya. Jika ditanya bagaimana kamu menulis ? saya akan menjawab, satu demi satu kata'. jadi tambah semangat ingin menulis nih, dan materi ini memang penting dan tepat untuk kita yang ingin menjadi seorang penulis. Lebih lanjut disampaikan tentang manfaat menulis, yaitu sebagai salah satu sarana untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri atas hasil karya yang telah selesai dibuat. artinya kita pantas menghargai diri kita sendiri. Lalu, sebagai personal branding sehingga memberi motivasi diri untuk lebih berkarya. Juga memberi manfaat kepada orang banyak. Dan , sebagai bukti sejarah bahwa kita pernah hidup di dunia ini.
Pak Yulius, pribadi yang lucu dan menyenangkan, dalam penyampaian materinya beliau sempat mengibaratkan menulis itu seperti kripik singkong yang membuat ketagihan (ternyata Bapak anak singkong juga, sama Pak, tos kita, hihihi), karena senantiasa dikunyah dan dirindukan. Begitu pula dengan menulis, harus dibiasakan setiap hari, dan aku merasakan sendiri, ketika sudah menulis, rasanya segan untuk berhenti, ingin teruus menulis,karena ada ide yang terus mengalir tanpa henti, seperti sekarang ini, tapiii, ketika writer's block melanda, ampuun, susah lagi untuk memulainya. Setuju Pak !
Lebih lanjut beliau menyampaikan, ada aplikasi pengeditan yang terkenal dan biasa digunakan oleh kalangan mahasiswa dan kademisi, yaitu Zotero dan Mendeley. Aplikasi tersebut bisa digunakan agar tulisan naskah buku bisa sistematis. Waaaah, terima kasih bocorannya Pak. Beliau pun berbagi tentang link youtube tentang bagaimana cara membuat indeks buku, daftar pustaka yang sistematis, dan lain-lain. Menulis, menyusun dan mengedit naskah buku, tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa tanpa ada percobaan . Dengan mencoba mendorong kita untuk berbuat lebih, maka lanjutkan dengan lakukan . Praktikkan sekaligus karena menulis butuh dorongan lebih. Maka budayakan. Setelah itu, menulis menjadi kosisten. Konsisten adalah langkah pamungkas dalam menulis karena budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktikkannya. Tips tadi disingkat menjadi CLBK. Pasti akan selalu kuingat.
Banyak sekali ilmu yang kudapat, termasuk dari berbagai pertanyaan yang muncul oleh rekan-rekan yang seperti biasa, selalu semangat untuk belajar.
Comments
Post a Comment