MENCURAHKAN ISI HATI DENGAN MENULIS CERITA FIKSI


 Dalam keheningan malam, 1 Februari 2023


Februari ini aku awali dengan membuka blog  di sepertiga malam,  kala alam masih terlelap dalam mimpi dan melepas lelah. Kurangkai kalimat perlahan dan kubuat resume materi KBMN yang ke 10. PR yang terbengkalai karena padatnya rutinitas di sekolah. Tak ada dalam pikiranku, tak terbayang, tak terbersit sedetik pun hidupku dihiasi dengan sangat indah setiap hari memandang hamparan langit cerah yang dibawahnya gedung-gedung megah bertaburan. Terasa menjadi obat perihnya kakiku melangkah ke lantai 4. Luar biasa ! Dan itu setiap hari. Selintas teringat kata-kata NH.Dini, novelis favoritku, dalam salah satu novelnya yang apa judulnya aku lupa, beliau mengatakan bahwa dahi seorang wanita pantang untuk mengernyit, pantang untuk mengeluh, karena wanita adalah pelabuhan berbagai keluhan dan kesulitan, tempat mencurahkan perasaan, dan kakayaan terbesar seorang wanita adalah kesabaran. Alhamdulillah, ada KBMN yang menjadi teman setiaku, teman baru yang seakan menuntunku dan membimbingku untuk menulis daripada mengungkapkan keluh kesahku yang tak karuan pada seseorang, entah sahabat atau teman, yang kurasa perlahan membias hanya berbentuk bayangan. 

Senin malam Selasa, 30 Januari 2023 pukul 19.00, aku tak terlalu konsen menyimak materi ke 10 yang diberikan Bapak Sudomo, S.Pt. sebagai narasumber dalam WAG KBMN Gelombang 28, karena diawali dengan kata-kata yang kuanggap sudah makananku selama mengikuti pembekalan program guru penggerak. Mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman dan aksi nyata. Tapi ketika beliau mengatakan untuk tak perlu ragu menuliskan pengalamannya terkait menulis fiksi, dan kubaca respon teman-teman begitu antusias, ternyata wow menarik sekali. Mereka begitu semangat dan responsif. Lalu ku buka tautan materi yang diberikan oleh Pak Sudomo http://s.id/MateriSudomo, aku jadi semakin banyak belajar. Ternyata ada banyak cara untuk menuliskan pengalaman hidup atau mengungkapkan hati dengan mudah, bukan hanya melalui puisi yang penuh simbol dan majas, yang orang sulit untuk menafsirkannya, bahkan bermakna ambigu untuk mendapat pesan tersiratnya, tapi juga melalui menulis cerita fiksi terkesan lebih ekspresif, detail, dan siapapun yang membacanya lebih mudah untuk memahaminya. Terima kasih Pak Sudomo, Anda luar biasa. Ilmu yang kudapat sungguh membuatku menemukan gambaran baru bahwa menulis cerita fiksi tidak sulit, apalagi dengan kiat-kiat yang Anda berikan. 

Lebih lanjut Pak Domo menyampaikan bahwa menulis cerita fiksi memang seru meski beliau belum lihai memilih diksi. namun memberanikan diri layaknya faksi, fakta yang dipoles dengan gaya fiksi. ada banyak modal untuk dijadikan referensi menulis cerita fiksi, misalnya menulis diary, menulis surat ketika masa kanak-kanak, remaja hingga kuliah. kalimat ini membuat hatiku tiba-tiba nyessss. Karena semuanya riil aku pernah melakukannya. Jadi ingat mantan, hehehehe. Beliau menynggung sedikit tentang mental block yang harus diruntuhkan ketika menulis fiksi. Lagi-lagi ada kaitan materi ini dengan materi yang disampaikan oleh Si Cantik Ibu Ditta Widya Utami tentang bagaimana mengatasi writer's block.  Writer's block bisa juga terjadi pada penulis profesional sekalipun, ciptakan konflik yang merupakan bumbu cerita agar cerita tersebut lebih menarik dan tidak hambar. Dengan baik hati, beliau menggaris besari materi kali ini dengan poin-poin yaitu alasan mengapa menulis cerita fiksi, syarat bisa menulis cerita fiksi, bentuk-bentuk cerita fiksi, unsur-unsur pembangunnya dan yang paling penting adalah tips-tips menulis cerita fiksi. 

Materi kali ini, padat nian dengan istilah-istilah yang asing bagiku karena malasnya aku membaca. Jadi semakin sadar diri, bahwa aku minim ilmu. Ada fiksimini, flash fiction, dan lain-lain. Terima kasih Pak Domo, dan selalu untukmu, terima kasih yaa, KBMN Gelombang 28, angka kelahiranku, berasa jodoh yaa. 

 

Comments

Popular posts from this blog

MARI BERPUISI

MENULIS BIOGRAFI